1.02.2012

Kewajiban Mengikuti Manhaj Ahlussunnah Wal-Jama'ah [bag 2]

Oleh: Ustadz shobaruddin bin Muhammad

Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam dalam kondisi perselisihan mengembalikan perselisihan tersebut kepada sunnahnya dan jalan para Khulafa` Ar-Rasyidin yang senantiasa berada di atas sunnah dan petunjuk. Maka digandengkannya sunnah beliau dengan jalan para Khulafa` Ar-Rasyidin menunjukkan kebenaran dan kelurusan jalan para Khulafa` Ar-Rasyidin dalam memahami sunnah beliau yang mengharuskan kita mengikuti jalan mereka. Juga dalam hadits ‘Abdullah bin Mas’ûd radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, ﺎَﻣ ْﻦِﻣ ٍّﻲِﺒَﻧ ُﻪَﺜَﻌَﺑ ﻪﻠﻟﺍ ﻲِﻓ ٍﺔَّﻣُﺃ ﻲِﻠْﺒَﻗ َّﻻِﺇ َﻥﺎَﻛ ُﻪَﻟ ْﻦِﻣ ِﻪِﺘَّﻣُﺃ َﻥْﻮُّﻳِﺭﺍَﻮَﺣ ٌﺏﺎَﺤْﺻَﺃَﻭ َﻥْﻭُﺬُﺧْﺄَﻳ ِﻪِﺘَّﻨُﺴِﺑ َﻥْﻭُﺪَﺘْﻘَﻳَﻭ ِﻩِﺮْﻣَﺄِﺑ َّﻢُﺛ ﺎَﻬَّﻧِﺇ َﻒَّﻠَﺨَﺗ ْﻦِﻣ ْﻢِﻫِﺪْﻌَﺑ ٌﻑْﻮُﻠُﺧ َﻥْﻮُﻟْﻮُﻘَﻳ َﻻﺎَﻣ َﻥْﻮُﻠَﻌْﻔَﻳ َﻥْﻮُﻠَﻌْﻔَﻳَﻭ َﻻﺎَﻣ َﻥْﻭُﺮَﻣْﺆُﻳ ْﻦَﻤَﻓ ْﻢُﻫَﺪَﻫﺎَﺟ ِﻩِﺪَﻴِﺑ َﻮُﻬَﻓ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ ْﻦَﻣَﻭ ْﻢُﻫَﺪَﻫﺎَﺟ ِﻪِﻧﺎَﺴِﻠِﺑ َﻮُﻬَﻓ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ ْﻦَﻣَﻭ ْﻢُﻫَﺪَﻫﺎَﺟ ِﻪِﺒْﻠَﻘِﺑ َﻮُﻬَﻓ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ َﺲْﻴَﻟَﻭ َﺀﺍَﺭَﻭ َﻚِﻟَﺫ
ِﻥﺎَﻤْﻳِﻹﺍ َﻦِﻣ “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus oleh Allah kepada umat-umat sebelum saya kecuali dia mempunyai penolong dan shahabat yang mengamalkan sunnahnya dan mematuhi perintahnya. Kemudian setelah itu akan ada sekelompok orang yang menyeleweng, mereka mengatakan apa-apa yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa-apa yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan tangannya, maka dia adalah seorang mukmin. Dan barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka dia adalah seorang mukmin. Dan barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka dia adalah seorang mukmin. Dan tidak ada lagi keimanan setelah itu.” (dikeluarkan oleh Muslim no. 50) Dari sini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam menyifatkan shahabatnya bahwa shahabatnya adalah orang-orang yang senantiasa mengikuti perintahnya dan mengambil sunnahnya. Barangsiapa yang keadaannya demikian, maka inilah yang wajib untuk diikuti, karena jalannya adalah jalan untuk mengantarkan ke jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam. Kemudian dalam hadits perpecahan umat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِﺖَﻗَﺮَﺘْﻓﺍ ُﺩْﻮُﻬَﻴْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﻯَﺪْﺣِﺇ َﻦْﻴِﻌْﺒَﺳَﻭ ًﺔَﻗْﺮِﻓ ِﺖَﻗَﺮَﺘْﻓﺍَﻭ ﻯَﺭﺎَﺼَّﻨﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِﻦْﻴَﺘْﻨِﺛ َﻦْﻴِﻌْﺒَﺳَﻭ ًﺔَﻗْﺮِﻓ َّﻥِﺇَﻭ ْﻲِﺘَّﻣُﺃ ُﻕِﺮَﺘْﻔَﺘَﺳ ﻰَﻠَﻋ ِﺙَﻼَﺛ َﻦْﻴِﻌْﺒَﺳَﻭ ًﺔَﻗْﺮِﻓ ﺎَﻬُّﻠُﻛ ﻲِﻓ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ َّﻻِﺇ ًﺓَﺪِﺣﺍَﻭ َﻲِﻫَﻭ
ُﺔَﻋﺎَﻤَﺠْﻟﺍ “Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqah ‘ golongan ’ dan telah terpecah orang- orang Nashara menjadi tujuh puluh dua firqah dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqah. Semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah .” (Hadits shahih, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Zhilalul Jannah dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash- Shahihain -rahimahumallahu-) Lalu dalam satu riwayat yang hasan dari seluruh jalan-jalannya, ketika ditanya siapa golongan yang selamat ini, Nabi menjawab, َﻡْﻮَﻴْﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺎَﻧَﺃ ﺎَﻣ ْﻲِﺑﺎَﺤْﺻَﺃَﻭ “Apa yang saya berada di atasnya pada hari ini dan para shahabatku
.
” Dalil dari Ijma’
Berkata Ibnu Qudamah rahimahullah, “Telah tetap kewajiban mengikuti para ulama Salaf rahmatullahi ‘alaihim berdasarkan Al-Kitab, As-Sunnah, dan Ijma’ ….” Baca Dzammut Ta`wil hal. 28-36 beserta pembahasan kewajiban mengikuti Salaf. Berkata Ibnul Qayyim, “Sesungguhnya senantiasa para ulama di setiap zaman sepakat dalam berhujjah, mereka mengambil perkataan dan perbuatan para shahabat dan tak satupun mengingkari hal ini. Karangan-karangan dan muhadharah- muhadharah ‘majelis ilmu’ mereka menjadi bukti dari hal itu.

Dan berkata sebagian ulama Al-Malikiyah, ‘ Para ulama di setiap zaman sepakat mengambil apa- apa yang datang dari shahabat di dalam berhujjah, hal ini terkenal dalam riwayat- riwayat para ulama, kitab-kitab dan muhadharah serta pengambilan dalil-dalil mereka yang selalu berpatokan dari perkataan dan perbuatan para shahabat.’.” Baca Bashair Dzawi Asy- Syaraf Bimarwiyat Manhaj As-Salaf hal. 77-78. Berkata Imam Ahmad rahimahullah, “Pokok sunnah di sisi kami adalah berpegang teguh di atas apa yang para shahabat berada di atasnya dan mengikuti mereka.” Lihat Syarh Ushûl I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah 1/176. Perkataan ini juga diucapkan oleh ‘Ali Ibnul Madiny sebagaimana dalam Dzammut Ta`wil . Untuk pembahasan yang lebih meluas tentang dalil kewajiban mengikuti jalan para ulama salaf, silakan baca I’lam Al- Muwaqqi’in jilid 4, Bashair Dzawi Asy- Syaraf Bimarwiyat Manhaj As-Salaf , Limadza ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy , dan lain-lainnya.

Syubhat dan Jawabannya.
Sebagian orang mengatakan bahwa mengikuti jalan para ulama salaf adalah taqlid, dan taqlid itu terlarang dalam agama.

Maka untuk menjawab syubhat ini kami nukilkan keterangan Syaikh Shalih Al- Fauzan dalam kaset yang berjudul Al- Qawa’id Fi Al-Minhaj , “Taqlid bukanlah tercela secara mutlak. Taqlid dalam kebenaran dan mengikuti pengikut kebenaran ini adalah perkara yang diperintahkan. Allah Ta’ala berfirman tentang nabi-Nya, Yusuf ‘alahis salam, “Dan aku mengikuti agama bapak- bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qûb.” [ Yusuf: 38 ] Yusuf ‘alahis salam mengabarkan bahwa ia mengikuti orang yang sebelumnya tatkala mereka berada di atas kebenaran. Allah ‘Azza wa Jalla hanyalah mencela mengikuti ayah-ayah dan nenek moyang karena mereka berada di atas selain ilmu “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,’ mereka menjawab, ‘(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akan tetap mengikuti), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” [ Al- Baqarah: 170 ]

Mereka dicela karena mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dan tidak mendapatkan petunjuk. Maka pemahaman ayat ini menunjukkan bahwa orang yang mendahului kita, kalau mereka mengetahui dan memahami Al-Qur`an dan As-Sunnah, mereka diikuti dalam hal itu. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.’ Mereka menjawab, ‘Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.’ (Apakah mereka akan tetap mengikuti nenek moyang mereka) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” [ Al-Maidah: 104 ] Maka ini menunjukkan bahwa orang yang mengetahui itu diikuti. Yang tercela hanyalah siapa yang mengikuti orang yang tidak mengetahui.

Maka taqlid bukanlah tercela secara mutlak dan bukan pula boleh secara mutlak, tetapi ada rinciannya, yaitu siapa yang berada di atas kebenaran maka ia diikuti dan di-taqlid dengan dalil yang datang dalam Al-Kitab dan As-Sunnah dari perintah mengikuti para ulama Salaf dan mencontoh mereka, (dan) siapa yang meyelisihi kebenaran maka tidak boleh diikuti dan di-taqlid. (Penjelasan) ini merupakan pemutus perselisihan dalam masalah ini. Maka kami berkata, “Tidak mungkin kita memahami Al-Qur`an dan As-Sunnah kecuali dengan mengikuti manhaj Salaf. Tidaklah mungkin seseorang datang di akhir dunia, di akhir zaman, lalu membuang manhaj Salaf dan menyangka ia telah mengambil (menerima ilmu) Al-Kitab dan As-Sunnah secara langsung. Ini adalah kesesatan dan perbuatan memecah belah umat serta memutuskan hubungan (generasi) belakangan dari (generasi) Salafnya.

Demikian apa yang telah di sampaikan semoga bermanfa'at.

Sumber :http://an-nasihah.com/?p=57

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum.
Untuk memperbaharui blog ini komentar anda sangat saya harapkan.
- Komentar anda sangat berarti buatku.
- Komentar anda sangat berharga bagiku.
- Komentar anda adalah kebangga'anku.

Berilah komentar yang dapat membuat saya merasa nyaman dan bergairah untuk terus memperbaharui situs ini.

komentar anda sangat membantu saya untuk terus berkarya. (~_~)

Terimakasi karena sudah berkunjung!

Jazakumulloh khoiron katsir.

MASUK DENGAN AKAUN FACEBOOK

SOHABAT BLOGGER

iLmoe Mp3 Kajian

JUMLAH & LOKASI PENGUNJUNG

free countersLocations of Site Visitors

PENGELOLA SITUS

Foto saya
Waikewak (kampung halamanku), Larantuka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Assalamualaikum. Saya hanyalah orang bodoh yang mau belajar dan beramal sesuai dengan AsSunnah. Daerah Asalku: Flores Timur (NTT) Indonesia. TTL: Waikewak (kampung halamanku) 15/03/1982. Pendidikan Dasar/Lanjutan. MIS :(Madrasa Ibtidai'iyyah Swasta) Waikewak - NTT - Indonesia. MTS/N : (Waiwerang - NTT - Indonesia. SMA/SMK : YP PGRI Makassar/ujung pandang. Tamat pendidikan tahun 2000-2001. Adapun blog/situs yang saya kelola sa'at ini adalah sebuah situs utama yang saya kelola melalui Hanphone (HP) Nokia 5230, dan Insya Alloh melalui situs ini kalau tidak ada halangan saya akan terus update Album-album dalam bentuk mp3, sekiranya layanan ini kurang memuaskan dihati para ikhwan dan akhwat sekalian diharapkan untuk tetap bersabar hehe.. , Akhir kata selamat untuk menikmati.

  © Download mp3 GEMMA SHOLAWAT DAN QOSIDAH by Gusari Sapoetra Noermandiri Bethan Al Waikewaki 2009

Back to TOP